Jumat, 30 Desember 2011

CuaP cUAp


Jejak Langkah

Dia terus berjalan tanpa mengenal lelah. Sesekali ia berlari untuk mempercepat langkahnya dan kemudian ia jatuh.  Tapi dengan cepatnya ia mencoba untuk bangkit dan meneruskan perjalanannya meskipun ia tak tahu akhir dari perjalanannya itu.
Matahari sangat terik siang itu, kulitnya yang pucat itu mulai terbakar dan berubah menjadi kemerahan. Tapi tak pernah sekalipun dipedulikannya, ia terus berjalan. Entah apa yang ia cari dalam perjalannya kali ini, arah yang ia miliki hanya satu mimpi yang ia sendiri tak tahu arti dari mimpi yang ingin di raihnya itu.
Matahari mulai pulang ke peraduannya, tapi ia tak juga menghentikan langkahnya. Terus dan terus berjalan tanpa arah dan tujuan. Sesekali ia merasa letih, sesekali ia merasa lapar, sesekali ia merasa haus tapi tak pernah ia berhenti seolah ia tak merasakan apapun entah apa yang merasuki tubuhnya hingga membuanya terbius dalam optimisme yang ia ciptakan sendiri.
Awan mendung mulai berkejaran menyelimuti langit senja yang mulai gelap. Terdengar suara petir saling bersautan dan hujan pun mulai turun. Mungkin sekarang ia mulai merasakan lelah di tubuhnya.  Kini lelah itu seakan menggelayut di sekujur tubuhnya dan ia pun berteduh dibawah pepohonan yang rimbun. Badannya mulai menggigil,  bibirnya membiru dan wajahnya semakin pucat. Ia mencoba untuk berteriak meminta pertolongan. Entah darimana ia tahu jika tidak akana da orang yang mendengarnya.  Ia hanya memeluk erat tas yang dibawahnya. Hanya tas itulah satu – satunya teman yang ia miliki. Hujan turun semakin lebat hembusan angin yang kencang menerpa tubuhnya berkali – kali dan sesekali ia terbawah oleh angin dan ia berpegang pada apapun yang ada dekat dengannya.  Tapi pegangannya itu tak cukup kuat hingga ia terbawah jauh oleh angin.
Sekarang dia berada di tempat yang tidak pernah ia kenal. Dia mulai gelisah,  dia mulai takut dan badannya bertambah gemetar. Saat itu air mata mulai menetes dan membasahi pipinya dan saat itu juga ia berteriak dengan kencangnya. Meneriakkan mimpi yang tidak pernah ia temui, mimpi yang ternyata hanya angan baginya.
“Aku tersesat dan sendiri”