Di kala senja datang dan merubah semuanya menjadi gelap
Tak pernah ada lagi cahaya seterang matahari
Yang tertinggal hanya pancara dari lilin kecil yang mulai redup
Dingin. . .Terasa sangat dingin
Saat Cahaya dari lilin itu padam
Gelap. . .
Memang gelap. . .
Karena tak sedikitpun cahaya yang ditangkap oleh pupil mataku
Tak bisa melihat apapun
Hanya merasakan dinginnya malam yang menusuk tulangku
Lirih. . .
Sayup terdengar suara rintihan
Rintihan itu terdengar semakin jelas
Semakin jelas. . .
Semakin Keras. . .
Seolah menyeretku dalam gelap yang pekat
Sesak. . .
Teramat sesak. . .
Tercekik keluhku sendiri. . .
Aku MATI !!Tak dapat merasakan nafasku
Tak dapat merasakan detak jantungku sendiri
Tubuhku membeku diantara sunyi dan gelap
Tetapi mataku terbuka lebar
Terbuka dan tidak bisa melihat apapun
Hanya rintihan tangis yang terdengar telingaku
Iya. . .
Rintihan itu semakin dekat
Rintihan itu mencekikku
Rintihan itu menakutiku
Rintihan itu menyakitkan aku
Rintihan itu adalah rintihan hati kecilku sendiri
Merintih. . .
Menangis. . .
Meringkih. . .
Terseret dan terpojok diantara puing - puing
Menunggu sesosok malaikat bersayap
Mengunggu sesosok malaikat bercahaya
Menjemputku. . .
Merengkuhku. . .
Membawaku terbang jauh. . .
Jauh dimana ada cahaya yang dapat menerangiku. . .
Dimana ada cahaya yang dapat menuntunku. . .
Menuntunku kembali. . .
Menahanku. . .
Menggenggam erat tanganku. . .
Mencegahku untuk tidak kembali pada jalan itu
Hingga. . .
Aku bisa merasakan nafasku. . .
Aku bisa merasakan detak jantungku. . . .
Ku tutup mataku dan aku buka perlahan. . .
Semua begitu terasa indah kala aku melihatnya. . .Melihat pintu besar terbuka untukku. . .
Pintu penuh cahaya putih menyilaukan berhembus angin kedamaian
Meninggalkan sejuta kenistaan. . .
Meninggalkan sejuta kepedihan. . .Menjemput Kedamaian. . .
SEMOGA !