Minggu, 23 November 2014

Rindu Menghabiskan Senja Bersamamu

Waktu....
Semua adalah waktu...
Senja adalah bagian waktu, waktu yang begitu aku rindukan..
Senja yang menyapa...
Bersama itu aku pilu dibuatnya..
Sendiri dalam lamunan senja, bergumam dalam hati atas nama kerinduan..

Aku rindu...
Rindu menghabiskan senja bersamamu...
Aku tahu senja adalah bagian dari waktu yang selalu bisa berlalu.. Tapi entah, rindu ini tak juga berlalu bersama senja... Yang perlahan pergi, meninggalkan cahaya pelangi di sore itu. Senja aku menyebutnya...

Senja...
Aku merindunya...
Senja sampaikan salamku untuknya...
Senja... Aku merindunya...

Untuk Ayah


Untukmu Ayah


Ayah....
Begitulah aku memanggilmu.

Ayah....
Beribu terima kasih aku ucapkan atas kesabaranmu dan jerih payahmu dalam membesarkan aku. Semoga kelak aku tidak mengecewakanmu, atau bahkan melukaimu.

Ayah....
Meskipun lelah tengah menggelayuti, namun sosokmu tak pernah mengeluh. Engkaulah yang mengajarkan padaku arti sebuah perjuangan. Engkau yang membuatku mengerti arti sebuah ketegaran.

Ayah....
Tak peduli seberapa besar aku bertumbuh, aku bangga telah memilikimu sebagai teladan dalam hidupku. Nafas ayah adalah semangat untukku, perjuanganmu untukku tak akan pernah aku sia - siakan.

Selamat Ulang Tahun Ayah.
Semoga selalu diberi kesehatan dan umur yang panjang. Hingga Engkau bisa menyaksikan dan berbahagia bersama kesuksesan Kami anak -anakmu.




Doaku selalu menyertaimu

We Love You

Sabtu, 22 November 2014

Malam ini Rindu Menjeratku

Masih malam ini...
Masih pada malam yang sama aku terjaga dari tidurku
Menikmati kebisuan, kebiruan yang mengendap

Masih malam ini...
Waktu masih besamaku tak memburuku, hanya mimbisu
Iya, masih pada malam yang sama bersama waktu yang sama namun dengan rasa yang berbeda
Hampa, hening, sunyi tak bersuara. Ada aku bersama sepi yang selalu menemani.
Sesekali aku merasa begitu dekat dan sesekali aku merasa teramat jauh hingga tak bisa merengkuhnya.

Masih malam ini...
Malamku hening berteman dengan denting jam dinding yang sedikit demi sedikit menyapu kesunyianku, waktu masih tetap setia. Sepipun iku bermanja didekatku.

Masih malam ini...
Malam yang dipenuhi dengan kesunyian, hingga hatiku terasa hampa. Aku memcoba beranjak dari singgahsanahku, tetap hanya sepi yang aku temui. Sepertinya malam ini sepi yang selalu setia menemaniku.

Aku sepi dan merasa rindu...
Malam ini begitu membiru, meringkuk dalam kesunyian bersama malam, sepi, dan denting jam dinding yang bisa sedikit menyapu kesunyianku.

Aku rindu..
Malam ini aku begitu rindu
Malam ini rinduku begitu menusuk, datang bertubi - tubi. Membuatku berteriak dalam kesunyian, iya aku berteriak. Namun tetap saja sepi, tetap saja aku seorang diri.

Aku rindu...
Rinduku seperti belatih...
Rinduku seperti belatih yang menusuk dan menikam jantung
Mungkin begitu rindunya, mungkin begitu rindunya aku, mungkin....
Mungkin...
Mungkin...
Mungkin...
Mungkin...
Mungkin harusnya aku akhiri tulisan ini
Mungkin harusnya aku meringkuk bersama rinduku
Mungkin harusnya aku membungkus rinduku
Mungkin harusnya aku bertemu dengan kerinduan ini agar aku tidak merasa rindu
Mungkin...
Mungkin pada saatnya nanti rinduku akan bertemu dengan yang dirindukan


Rinduku Berlebihan
Rinduku Sungguh Terlalu Rindu
Oohh... Rindu
Aku Merindumu

Ingin Aku Ingin....

Malam ini...
Aku membisu bersama malam, mencoba mengungkap, menyeruakkan mimpi - mimpi yang aku inginkan.

Membisu membuka mataku...
Membisu menerbangkan anganku....
Membisu membebaskan pikiranku...
Membisu membisu membisu membisu membisu....
Aku membisu bersama malam, melampiaskan hasrat otakku yang mungkin untuk saat ini sengaja aku penjarakan, hingga malam ini menjadi liar, tak terkendali dan sama sekali tanpa batasan.

Aku membisu....
Besama malam....
Dalam hati aku tertawa terbahak - bahak, disisi hatiku yang lain aku tetap membisu dan merenungkan apa yang telah aku bebaskan. Salahkah ? Benarkah ?
Semua batasan itu hanya aku yang tahu, tak ada seorangpun yang akan akau biarkan memasang tali penjerat hasratku.

Aku biarkan bebas, aku biarkan lepas terhempas tersapu gelombang dan kemudian tertiup angin. Namun jelas ambigu ketika semua beradu jadi satu.
Obsesi...
Keingin Tahuan...
Optimisme...
Rasa Egois....
Ketakukan....
Teriakan....
Tangisan....
Ragu...
Senyuman....
Tawa...
Khayalan....
Mimpi...
Harapan dan Doa...

Sungguh aneh rasanya, ketika semua beradu menjadi satu bergejolak penuh ambisi. Namun sayang, langkahku hanya dalam otakku, hanya sebatas mimpi. Iya, sebatas mimpi yang aku sendiri bingung ingin membawanya kemana. Atau mungkin aku harus terlelap hingga usai aku rajut semua mimpi itu kemudia terbangun dan menyadari itu hanya mimpi, atau mungkin aku harus hidup didalam mimpi.

Ingin aku...
Aku imgin...
Ingin aku ingin...
Ingin ingin aku...
Aku sungguh menginginkannya...
Tapi sampai saat ini langkahku belum berajak dari ranjang yang nyaman ini, yang membuatku bertahan bermalasan hingga aku melupakan mimpi itu. Semu memang, tak nyata mimpi itu.


Tapi aku tetap bermimpi...
Aku tetap ingin menjadikannya nyata...
Meski aku belum memulai langkahku.

Selasa, 18 Maret 2014

BIARKAN aku ENGGAN

Biarkan hatimu yang bicara. . . .
Biarkan hatimu yang merasakan mengiringi setiap perasaan yang mengalir. . . .
Biarkan hatimu yang menentukan jalan mana yang akan kamu pilih. . . . .
Biarkan pikiranmu berjalan mengiringi semua yang terjadi. . . .
Biarkan saja. . . .
Biarkan saja semuanya. . . .
Biarkan semua berjalan seperti biasanya. . . .
Biarkan kehidupan ini berjalan sebagaimana mestinya, sewajarnya saja. . . .
Biarkan bahagia ini menyebar. . . .
Biarkan sedih ini menyebar. . . .
Biarkan Semua rasa kelabu semakin membiru. . . .
Biarkan semua rasa yang hancur menjadi semakin berkeping. . . .
Biarkan semua rasa yang telah luruh terseret terbawa suasana yang haru. . . .
Biarkan saja. . . .
Biarkan saja. . . .
Biarkan saja. . . .

Enggan untuk membaca. . . .
Enggan untuk mengerti. . . .
Enggan untuk memahami. . . .
Enggan untuk meraskan. . . .

Biarkan saja berjalan sebagaimana mestinya
Biarkan saja berjalan seperti maumu
Biarkan saja berjalan seperti daun yang terbawa angin
Biarkan terbalut kesedihan
Biarkan terseret rasa yang perih

BIARKAN AKU ENGGAN !!!

Senin, 17 Maret 2014

Antara Aku Kamu dan Masa lalu


Entah dari mana datangnya
Keingin tahuan ini atau hanya ketidak sengajaanku menemukan sisi masa lalumu yang tersimpan rapi dalam album memorimu. Iya, seketika amarahku mencuat seubun - ubun, meloncat menyembur bagai air mancur yang keluar dari atas kepalaku.



Entah. . . . entah apa yang harus aku katakan
Entah. . . . entah apa yang seharusnya aku rasakan
Aku hanya menelan mentah - mentah hal itu, dengan segala bentuk gejolak amarah itu. Hati terkoyak kala itu, ingin kucabik mukamu dan ku talik lidahmu yang menjulur itu. Iya, mungkin seperti itu. Dengan mudahnya kamu berkata manis didepanku di balik semua masa lalumu yang kau simpan dengan rapi itu. Aku cemburu ! Iya jujur itu aku rasakan. AKU CEMBURU MELIHAT LEMBAR DEMI LEMBAR PHOTO - PHOTO ITU YANG SENGAJA KAU BINGKAI RAPI. KAU SIMPAN DALAM FILE DI KOMPUTER JINJINGMU ! AKU CEMBURU . . . . .!!!!! 


Iya, itulah yang ingin aku teriakkan padamu dan mungkin pada sosok lain diphoto itu. Entah. . . .entah . . . .entah. . . . semuanya mencuat begitu saja, semuanya meledak - ledak. AKu merasa begitu benci dengan hal itu ! Mungkin tak pernah kamu sadari. 

Tapi saat emosiku meradang tiba - tiba datang hembusan angin sepoi yang membawa rasa damai dalam hatiku. Lantas, apa yang akan terjadi ?
Seketika amarahku sirna, hilang begitu saja terbawa angin. Iya aku ingat, mungkin aku adalah angin di waktu lalu. Aku yang datang dan masuk dalam hubungan kalian,  bisa dikatakan begitu. Lantas apakah aku penyebab semuanya ? Mungkin salah satu diantaranya. Atau mungkin kita adalah penghianat yang tega meninggalkan orang - orang yang mengatas namakan cinta. Bisa jadi ?

Iya, aku tahu...
Semuanya begitu penuh dengan sandiwara.
Entah lagi - lagi aku ucapkan kata entah, entah mungkin saat ini menjadi teman baikku.

Dulu dengan sosok itu, saat ini denganku, dan entah siapa yang kelak berada dimasa depanmu ? Entah . . . . Entah. . . . Entah. . . . Entah. . . . Aku mulai meradang, keyakinanku hilang, akankah semuanya bisa aku lewati ? Sementara hati ini sudah enggan untuk beranjak darimu. 

Mungkin sosok itu masa lalu. Dan semoga hanya menjadi masa lalu, sungguh aku tak ingin membahasnya satu per satu atau pun semua bagian dari semua masa lalumu itu. Aku bukan orang munafik ! Yang berkata manis, yang berlagak bahagia dibalik kemuraman hati yang mengalir sendu diantara perihnya sayatan - sayat itu. INGAT !!!!

Aku tahu semua itu. . . .
Aku tahu dia masa lalumu. . . .
Aku tahu dia jelas tahu. . . .
Entahlah aku hanya tak ingin melihat semua itu, maafkan aku yang lancang membongkar semua itu ! Maafkan aku yang tak sengaja membuka masa lalumu !

AKU CEMBURU. . . . . !!!!!!!!


Minggu, 02 Februari 2014

Seperti Merasakan Angin Baru

Dimana aku saat semua berlaga mengejar impian dan cita - citanya ?
Dimana aku saat semua berlari untuk menggapai bintang dalam mimpinya ?
Dimana aku saat semua telah melalui proses dalam hidupnya ?

Sedang aku sendiri disini hanya berdiam diri, tak melakukan apapun, tak bergerak sedikitpun, tak ada tanda - tanda kehidupan dalam diriku. Entah kemana gairah untuk berlari seakan hilang. Tapi aku tak ingin berlari, berlaga seperti mereka, yang aku butuhkan itu proses, proses untuk menggali dan menggali apa yang ingin aku jalani sebagai proses dan kemudian berganti pada proses yang lain. aku butuh proses, proses untuk menjadikan aku benar aku, proses untuk menjadikan aku lebih tahu, proses untuk menjadikan aku lebih bisa menggali apa yang ada dalam diri yang baik maupun buruk dimana aku bisa menjadi aku bukan sebagai orang lain, seolah tak ingin berganti identitas. Karena memang aku tak ingin berganti. Seperti apapun itu, aku hanya ingin menjalani proses dan menjadikan aku yang seutuhnya. Aku ingin melampaui semua proses dalam hidupku hingga aku memang aku.

Aku tak ingin terlalu cepat melaluinya, karena aku yakin akan banyak yang aku temui, akan banyak yang mengenalku, akan banyak yang aku tahu, dan aku akan menggali apa yang aku inginkan, apa yang aku butuhkan, dan apa yang ingin aku kembangkan.

Banyak yang bilang hidup itu rumit, hidup itu susah karena kita hidup di dunia yang kejam dan tak pandang bulu untuk menjatuhkan siapapun. Tapi mengapa kita harus takut dengan proses, jika dari proses itu aku memang jadi aku yang seutuhnya.  Malam memang gelap tapi masih ada sinar dari bintang - bintang yang mengangkasa yang bisa membuatnya menjadi terang hingga setiap orang tetap bisa berjalan. Lihat siang yang panas tapi masih banyak pohon untuk berteduh. Lantas apa yang kita takutkan untuk melewati proses.

Ingat !!!
Hidup memang kejam, tapi masih banyak kebaikan - kebaikan disekitar kita yang tidak pernah terpikirkan oleh kita. Yang tertutupi oleh kejamnya hidup, coba lihat dari banyak sisi untuk menilai. Jangan hanya melihat satu sisi diantaranya, karena akan terasa pincang, tertatih yang kemudian membuatmu mejadi malas untuk melalui proses.

Jangan takut untuk melangkah jika langkah itu membawamu pada suatu proses yang baik, sekali lagi aku bilang tutup telingamu dari suara - suara sumbang yang nantinya hanya membuatmu pada kondisi diam dalam takut yang tak berdaya.

Rasakan, jalani, dan resapi seperti saat kamu merasakan hembusan angin yang baru