Kamis, 15 November 2012

Yang Ingin Aku Ungkap Sejak Lama

Saat aku terdiam dan teringat semua itu hidupku seakan hancur. Setiap tetesan kenangan itu menjadi teramat pahit. Sebuah awal yang aku pikir akan berakhir indah ternyata hanya menyesakkan aku saat ini.

Terlalu bodoh. . .
Pantas saja orang menyebutku begitu jika memang mereka memandang seperti itu. Seorang yang ingin membuat orang tersayang bahagia, tanpa memikirkan akibat yang diperoleh untuk dirinya sendiri.

Iya. . .
Itulah aku !
Tidak munafik, memang seperti itulah saya, lebih memilih menjaga perasaan orang lain ketimbang mempedulikan dampak dari semua itu.

Ingin sebenarnya aku mengungkapkan semua itu sedari dulu, tapi entah mengapa semua terasa begitu berat. Muncul di pikiranku keraguan, apakah seseorang dapat menerimaku dengan keadaan seperti ini ?. Dan aku begitu takut aib ini diketahui orang lain, yang lebih aku takutkan adalah saat mereka merendahkan aku seperti wanita - wanita jalang dijalan itu.

Hingga sekarang kamu mengetahui semuanya sendiri. . .

Diantara rasa bodoh yang mengalir di hidupku
Terdengar jelas suara yang terasa menyayat hati. Aku merasa menyesal, kala orang yang sangat aku sayang mengetahui sendiri apa yang dulu pernah terjadi pada hidup saya.
Bukan tersakiti karena ucapannya, tetapi ucapannya yang membuat saya merasa sangat berdosa, kala kata yang tulus itu terdengar jelas di telingaku.

Pastaskah ?
Seorang yang hina mendapatkan kebahagian yang tidak bisa membuatnya berhenti menangis, seolah bermandi intan kala kalimat itu terlontar dari mulutmu. Sangat jelas aku pahami semua itu. Ketulusan dan kasih sayang yang kau punya.

Dan membuatku tersadar, bahwa memang masih ada yang bisa menerimaku dengan keadaan seperti ini. Aku tahu kenapa kau tidak menjanjikan aku kebahagiaan, itu semua karena kamu tidak ingin membuatku terlalu berharap. Karena suatu harapan berlebih yang tidak terwujud akan menyakitiku.

Terlalu sulit untuk bisa aku percaya, aku temukan sosok yang aku cari selama ini telah berdiri di sampingku. Lantas mengapa aku masih mengharapkan yang lain, aku tidak pernah menyadari bahwa kesempurnaan telah aku dapatkan selama ini.

Mungkin Tuhan memang mengirimmu untuk menyempurnakan hidupku didunia ini. Dan meskipun aku tahu kamu tidak ingin aku berharap banyak padamu, tetap saja aku akan berharap bahwa engkau adalah bagian dari masa depanku nanti bukan menjadi masa laluku.

Aku Sayang Kamu. . . . . .

SEMUA YANG KAMU UCAP SANGAT MEMBUATKU YAKIN BAHWA MEMANG KAMU YANG TERBAIK !


Tidak ada komentar:

Posting Komentar