Sabtu, 04 Mei 2013

Bersama Waktu Yang Membiru


Masih aku
Masih waktu
Masih kita berdua 
Antara aku dan waktu

Masih berjalan beriring saling merengkuh dan berjabat. Antara manis, pahit dan rasa semu dalam hidup ini. Masih berkutat dengan kehidupan selama nafas tidak enggan melewati batang - batang kerongkonganku.

Malam ini adalah malam yang sama, hari yang sama, waktu yang sama dan perasaan yang sama. Kala aku hanya berteman waktu dan suara - suara hela nafas yang melewati kerongkonganku. Aku memilu terdiam seolah tak bermakna, tak berguna seperti sampah yang biasa dibuang begitu saja.


Warnaku sedang biru
Biru seperti lautan yang tak pernah orang bisa mengukur kedalamannya.
Biru seperti langit yang tinggi tak berujung
Biru seperti luka memar yang begitu terasa nyeri
Biru bagai darah bangsawan yang sejatinya hanya merah
Biru seperti warnaku
Biru sebiru hatiku yang sedang pilu bersama waktu

Waktu hanya membisu melihatku membiru
Sesekali melemparkan senyumnya mengajakku tenggelam dilautan biru dan semakin biru
Dan aku semakin tenggelam biru. . . biru. . . . biru. . . . . biru. . . . . . semu. . . . . . .

Malam masih terasa begitu panjang untuk aku bisa melewatinya, malam masih teramat dalam untuk aku bisa menyelam keluar dalam kebiruan dan waktu juga serasa masih diam ditempat memandangku membiru. Membiarkan aku tapi tak meninggalkan waktu, serasa diacuhkan waktu sang sahabat sejati.

Terima Kasih waktu !!!

Dan
Waktu masih mengacuhkan aku
Iya, aku semakin bertambah biru dan semu
Semu dan seolah tak terlihat oleh siapapun
Semu dan memudar. Dan waktu tak mencoba untuk memburuku. Dan waktu tak mengejarku. Dan nyata waktu hanya melihatku sembari melemparkan senyum manisnya yang juga semu.

Iya
Iya, waktu
Iya, aku
Iya, biru
Iya, semu

Bersama waktu yang membiru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar