Selasa, 07 Mei 2013

Cerita Malam Ini

Bahagia Tak Abadi

Malam ini memang tak pernah seperti malam - malam sebelumnya yang selalu kita lewati bersama. Dengan tawa dan tangis kita. Iya hanya kita berdua. Tapi aku sadari malam memang tidak pernah sama. Meskipun kenangan tentangmu terus membayangiku dan pikiranku masih terus berpacu pada waktu itu, waktu dimana kita harus terpisah, terpisah diantara waktu.

Aku tak pernah bisa berhenti menangisi semua itu bahkan hingga sekarang hatiku terus menangis merasakan begitu teriris. Luka itu, sayatan itu jelas masih membekas hingga kini.

Iya saat itu tepat pukul 19:00 kau datang menjemputku pergi kerumah salah satu sahabatmu untuk mengantarkan selembar kabar bahagia tentang kita. Jelas pernikahan kita yang dua hari lagi akan berlangsung. Dengan motor kesayanganmu kita melaju, menghiasi setiap jalan dan waktu dengan keceriaan yang kau hadirkan tak pernah terselip gundah saat kita sedang bersama. Iya seolah dunia berada di pihak kita.

Tapi, tanpa kita sadari malaikat maut mengiringi setiap langkah kita. Bahkan aku rasa tak kenal waktu dan tiba- tiba motor yang kita tunggangi dengan kerasnya menabrak belakang bak truk yang sedang parkir di bahu jalan. seketika "BraAAaKkkk !!!!!!. . . . ."

Entah bagaimana kronologi kejadian kecelakaan maut itu, yang ku ingat hanya suara benturan yang begitu keras hingga membuat kita terpental dan. . . . .

Aku tak pernah menyangka semua itu akan terjadi, terjadi begitu cepat bahkan sebelum kita menikmati manisnya hidup yang telah lama kita rangkai dalam angan kita. Hanya dalam angan kita, tapi waktu memilih untuk tidak berpihak pada kita. Begitu tidak adil aku rasa !

Dan engkau meninggalkan aku tanpa sedikitpun kalimat perpisahan, tanpa pelukan dan tanpa ucapan lembut yang biasa kau ucapkan padaku kala aku akan menuju ke dunia tanpa batas (begitu kita menyebutnya).

Setelah tiga hari aku bangun dari koma, aku terpaksa menerima kenyataan terpahit dalam hidupku. Kehilangan sosok yang begitu aku cintai. Iya Randi sang calon suami yang gagal aku nikahi. Terpaksa aku harus mengkandaskan semua angan kita usai menikah. Sungguh berat dan teramat pahit aku rasakan  hingga kini mungkin akulah orang yang paling enggan untuk melupakan perjuangan - perjuangan kita untuk menyatukan semua angan ini meskipun harus kandas tanpa sempat menjadi nyata. Jujur aku sangat merindukanmu sekarang, aku ingin dekapmu yang hangat, aku ingin kecup manismu itu dan aku ingin kau disini saat ini bersamaku. Tapi aku rasa tidak akan pernah mungkin, karena memang dunia kita berbeda. Aku begitu bersedih, seolah tak mampu menghapus semua ini. Aku hidup di dalam mimpi sekarang. Iya, mimpiku masih tetap bersamamu.

Dan memang sejak sepeninggalmu hidupku berubah 180 derajat. Aku sempat mencicipi hiruk pikuknya bergaul dengan para orang yang hilang akal (gila) selama 1 tahun. Aku mengidap psikosis sindrom. Iya mungkin aku merasa kepergianmu terlalu cepat hingga aku tak bisa menerima kenyataan itu. Seiring waktu dan dengan dukungan orang - orang disekitarku. Aku bisa bangkit dari keterpurukanku. Tapi satu yang masih akan terus abadi "Rasaku Cintaku Sayangku Rinduku padamu akan selalu sama". Aku mulai percaya, bahwa kau akan selalu ada di sampingku bersanding denganku seperti janjimu dulu.

Hingga kini diusiaku yang sudah menginjak 40 tahun, aku masih sendiri. Iya, memang itu keputusanku. Aku rasa memang kau tidak akan pernah terganti, tak pernah ada yang seperti kau. Cukup sudah cukup kau yang terakhir dalam hidupku seperti janji yang telah kita ucapkan berdua. Memang maut yang memisahkan kita.

Selamat Jalan Randi !
Semoga Kita dipertemukan lagi di dunia yang abadi yang tak seorangpun bisa memisahkan kita



Dengan Penuh Cinta
           Ellen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar